sumber foto : peburungamatir.wordpress.com
Peresmian Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soeryo dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan Pekan Penghijauan Nasional di Propinsi
Sulawesi Utara pada tanggal 19 Desember 1992. Tahura Raden Soeryo secara
administrasi pemerintahan terletak di Desa Tulungrejo, Kota Batu,
sedangkan secara geografis terletak pada 112° 32’ 00″ Bujur Timur dan 7°
44′ 30″ Lintang Selatan. Pengelolaan kawasan berada pada Resort KSDA
Lalijiwo Barat, Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jatim I, Balai
KSDA IV, Kanwil Departemen Kehutanan Propinsi Jawa Timur. Berdasarkan
wilayah administratif pemerintahan terletak di wilayah Kabupaten
Mojokerto seluas 11.468,10 Ha, Kabupaten Malang seluas 3.585,60 Ha,
Kabupaten Jombang seluas 2.864,70 Ha, Kabupaten Pasuruan seluas 4.607,30
Ha, dan Kota Batu seluas 5.342,50 Ha. Tahura R. Soerjo dibatasi di
sebelah Barat oleh Kabupaten Jombang, sebelah Utara oleh Kabupaten
Mojokerto, sebelah Timur oleh Kabupaten Pasuruan, dan sebelah Selatan
oleh Kabupaten Malang dan Kota Batu
Rintisan penetapan Tahura R. Soerjo diawali pada tahun 1992, yakni
dengan dicadangkannya kawasan Tahura yang meliputi Hutan Lindung Gunung
Anjasmoro, Gunung Gede, Gunung Biru, dan Gunung Limas, serta kawasan
Cagar Alam Arjuno Lalijiwo. Penataan batas ulang dilakukan oleh
Departemen Kehutanan pada tahun 1997, di mana luas kawasan Tahura
berkembang manjadi 27.868,30 Ha, dengan rincian luas Kawasan Hutan
Lindung 22.908,3 Ha, dan Kawasan Cagar Alam Arjuno Lalijiwo (PHPA) 4.960
Ha serta tanah kebun penelitian Universitas Brawijaya seluas ± 40 ha.
Saat ini Tahura R. Soeryo dikelola oleh Unit Pelayanan Teknis di bawah
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.
KEADAAN FISIK KAWASAN
Kawasan Tahura Suryo merupakan dataran tinggi bergunung yang
membentang dari Utara–Selatan. Topografi kawasan bergelombang dan
bergunung-gunung dengan ketinggian 1.000-3.339 m dpl. Tingkat
kemiringannya mencapai 30-90 % adalah tipe C dan D dengan curah hujan
tahunan berkisar antara 2500-4500 mm. Suhu udara pada malam hari
berkisar antara 5°-10° C . Sedangkan pada musim kemarau dapat mencapai
4° C. Kelembaban udara cukup tinggi, berkisar antara 42-45 % (terendah)
sampai 90-97 % (tertinggi). Beberapa gunung yang termasuk di dalam
Kawasan Taman Hutan Raya R. Soeryo adalah Gunung Arjuno (3.339 m),
Gunung Welirang (3.156 m), Gunung Anjasmoro (3.217 m), Gunung Kembar I
(3.061 m), Gunung Biru (2.337 m), Gunung Kembar II (3.256 m), dan Gunung
Ringgit (2.474 m).
POTENSI BIOTIK KAWASAN
A. Flora (Botanis)
Taman Hutan Raya R. Soeryo merupakan sebagian besar hutan lindung dan Cagar Alam, memiliki potensi yang khas dan bersifat endemik untuk kawasan hutan pegunungan di Propinsi Jawa Timur. Keadaaan flora dan kawasan Tahura R. Soeryo didominasi tumbuhan jenis : Cemara (Casuarina junghuniana), Saren (Toenasureni), Pasang (Quercus lincata), Kemlandingan gunung (Mycura javabica) dan berbagai jenis tumbuhan bawah seperti Padi-padian (Sarghum vitidumvakl).
Taman Hutan Raya R. Soeryo merupakan sebagian besar hutan lindung dan Cagar Alam, memiliki potensi yang khas dan bersifat endemik untuk kawasan hutan pegunungan di Propinsi Jawa Timur. Keadaaan flora dan kawasan Tahura R. Soeryo didominasi tumbuhan jenis : Cemara (Casuarina junghuniana), Saren (Toenasureni), Pasang (Quercus lincata), Kemlandingan gunung (Mycura javabica) dan berbagai jenis tumbuhan bawah seperti Padi-padian (Sarghum vitidumvakl).
Di kawasan ini terdapat 3 (tiga) tipe vegetasi hutan yang relatif baik yaitu:
1. Hutan Alam Cemara. Hutan Cemara(Casuarina yunghuniana) berada di lokasi Cagar Alam Arjuno Lalijiwo membentuk suatu tegakan homogin dengan tumbuhan bawah berupa beberapa jenis rumput dan semak. Tumbuhan ini merupakan jenis asli setempat dan dominan. Hutan ini dapat dijumpai pada ketinggian 1800 m dpl dengan kerapatan pohon rata-rata 55-80 pohon/ha dengan tinggi pohon antara 25-40 m dengan garis tengah antara 40-60 cm.
2. Hutan Hujan Pegunungan. Tipe hutan ini berada di kawasan cagar alam dengan ketinggian antara 2.000-2.700 m dpl, merupakan hutan campuran dari 3 tingkatan vegetasi semak dan vegetasi tumbuhan bawah.
3. Padang Rumput. Areal ini seluas ± 261 ha dijumpai pada perjalanan menuju Pondok Welirang. Merupakan tempat yang sesuai sebagai tempat breeding rusa, jenis rumput yang dominan adalah jenis padi-padian dan Kolonjono (Panicum repens) yang sangat disukai oleh rusa.
1. Hutan Alam Cemara. Hutan Cemara(Casuarina yunghuniana) berada di lokasi Cagar Alam Arjuno Lalijiwo membentuk suatu tegakan homogin dengan tumbuhan bawah berupa beberapa jenis rumput dan semak. Tumbuhan ini merupakan jenis asli setempat dan dominan. Hutan ini dapat dijumpai pada ketinggian 1800 m dpl dengan kerapatan pohon rata-rata 55-80 pohon/ha dengan tinggi pohon antara 25-40 m dengan garis tengah antara 40-60 cm.
2. Hutan Hujan Pegunungan. Tipe hutan ini berada di kawasan cagar alam dengan ketinggian antara 2.000-2.700 m dpl, merupakan hutan campuran dari 3 tingkatan vegetasi semak dan vegetasi tumbuhan bawah.
3. Padang Rumput. Areal ini seluas ± 261 ha dijumpai pada perjalanan menuju Pondok Welirang. Merupakan tempat yang sesuai sebagai tempat breeding rusa, jenis rumput yang dominan adalah jenis padi-padian dan Kolonjono (Panicum repens) yang sangat disukai oleh rusa.
B. Fauna (Faunistis)
Fauna yang terdapat di dalam kawasan Tahura Raden Soeryo antara lain adalah Rusa (Cervus timorensis), Kijang (Muntiacus muncak), Babi hutan (Sus srofa), Kera abu-abu (Macaca fascicuis), Macan tutul (Panthera pardus), Budeng (Presbytis cristata) dan berbagai jenis burung seperti Tekukur dan Kerenda.
Fauna yang terdapat di dalam kawasan Tahura Raden Soeryo antara lain adalah Rusa (Cervus timorensis), Kijang (Muntiacus muncak), Babi hutan (Sus srofa), Kera abu-abu (Macaca fascicuis), Macan tutul (Panthera pardus), Budeng (Presbytis cristata) dan berbagai jenis burung seperti Tekukur dan Kerenda.
C. Pemandangan Alam (Aesthetis)
Potensi Wisata yang ada dapat dikelompokkan dalam:
Potensi Wisata yang ada dapat dikelompokkan dalam:
a. Obyek Wisata Utama, meliputi:
1. Sumber Air Panas Cangar dengan keunikannya airnya jernih tidak berbau belerang, temperaturnya sesuai dengan selera pengunjung, debitnya cukup besar. Ada anggapan apabila orang mandi air panas tersebut menjadikan yang bersangkutan awet muda.
2. Gua Jepang Cangar dengan keunikan bangunannya yang masih utuh, berada di tengah hutan yang masih utuh. Dengan mengenang Romusa pada waktu penjajahan Jepang, dari lokasi ini dapat dinikmati pemandangan puncak Gunung Welirang yang memberikan panorama yang sangat indah pada pagi hari dan sore hari menjelang matahari terbenam.
3. Arboretum Sumber Brantas, tempat pengembangan proyek penghijauan untuk melindungi sumber mata air, sekaligus mengingatkan kepada kita bahwa tempat ini merupakan sumber mata air (paling hulu) Sungai Brantas yang sangat vital pemanfaatannya bagi daerah Jawa Timur, untuk pertanian, perikanan , air minum, industri, dll.
4. Pertapaan Indrakila dan Abiyasa mempunyai keunikan tersendiri, bagi pengunjung tertentu dapat merupakan tempat yang cocok untuk nyepi, semedi atau bertapa.
5. Apabila nama lokasi ini dikaitkan dengan cerita wayang/pewayangan pertapaan Indrakila merupakan pertapaan Raden Arjuna, penengah Pandawa yang sakti, sedangkan Abiyasa adalah nama eyang dari Pandawa, maka menurut cerita pewayangan lokasi ini dianggap sebagai pertapaan Begawan Abiyasa.
6. Air Terjun Tretes, memiliki keunikan, berupa tinggi air terjun ± 169 m. Air terjun ini merupakan hulu sungai sumber Watu Bongkok, memiliki pemandangan yang indah, berada di Gunung Jurang Guwah.
7. Air Terjun Watu Ondo dengan ketinggian± 69 m, disekitarnya terdapat hutan alam yang masih asli, dari sumber air panas hanya ± 2 km.
8. Puncak Welirang, tempat tambang belerang yang masih aktif, dapat dinikmati pemandangan yang indah.
1. Sumber Air Panas Cangar dengan keunikannya airnya jernih tidak berbau belerang, temperaturnya sesuai dengan selera pengunjung, debitnya cukup besar. Ada anggapan apabila orang mandi air panas tersebut menjadikan yang bersangkutan awet muda.
2. Gua Jepang Cangar dengan keunikan bangunannya yang masih utuh, berada di tengah hutan yang masih utuh. Dengan mengenang Romusa pada waktu penjajahan Jepang, dari lokasi ini dapat dinikmati pemandangan puncak Gunung Welirang yang memberikan panorama yang sangat indah pada pagi hari dan sore hari menjelang matahari terbenam.
3. Arboretum Sumber Brantas, tempat pengembangan proyek penghijauan untuk melindungi sumber mata air, sekaligus mengingatkan kepada kita bahwa tempat ini merupakan sumber mata air (paling hulu) Sungai Brantas yang sangat vital pemanfaatannya bagi daerah Jawa Timur, untuk pertanian, perikanan , air minum, industri, dll.
4. Pertapaan Indrakila dan Abiyasa mempunyai keunikan tersendiri, bagi pengunjung tertentu dapat merupakan tempat yang cocok untuk nyepi, semedi atau bertapa.
5. Apabila nama lokasi ini dikaitkan dengan cerita wayang/pewayangan pertapaan Indrakila merupakan pertapaan Raden Arjuna, penengah Pandawa yang sakti, sedangkan Abiyasa adalah nama eyang dari Pandawa, maka menurut cerita pewayangan lokasi ini dianggap sebagai pertapaan Begawan Abiyasa.
6. Air Terjun Tretes, memiliki keunikan, berupa tinggi air terjun ± 169 m. Air terjun ini merupakan hulu sungai sumber Watu Bongkok, memiliki pemandangan yang indah, berada di Gunung Jurang Guwah.
7. Air Terjun Watu Ondo dengan ketinggian± 69 m, disekitarnya terdapat hutan alam yang masih asli, dari sumber air panas hanya ± 2 km.
8. Puncak Welirang, tempat tambang belerang yang masih aktif, dapat dinikmati pemandangan yang indah.
b. Obyek Wisata Penunjang, meliputi:
Pemandangan alam yang dapat dinikmati dari beberapa lokasi pada ketinggian tertentu, yaitu berupa panorama lembah dan bukit-bukit dengan hijau pepohonannya serta pemandangan Kota Malang, Mojokerto, Batu, Gunung Arjuno, Gunung Kembar I, II, Gunung Ringgit, Gunung Semeru, dan Gunung Penanggungan. Jalur-jalur jalan setapak Lintas Alam antara lain rute Tretes – Kokopan Rejo – Pondok Welirang – Puncak Welirang/Gunung Kembar, dengan kesegaran udara dan keindahan pemandangannya. Aneka ragam kehidupan flora-fauna di sepanjang dan di sekitar rute jalur-jalur jalan setapak Lintas Alam.
Pemandangan alam yang dapat dinikmati dari beberapa lokasi pada ketinggian tertentu, yaitu berupa panorama lembah dan bukit-bukit dengan hijau pepohonannya serta pemandangan Kota Malang, Mojokerto, Batu, Gunung Arjuno, Gunung Kembar I, II, Gunung Ringgit, Gunung Semeru, dan Gunung Penanggungan. Jalur-jalur jalan setapak Lintas Alam antara lain rute Tretes – Kokopan Rejo – Pondok Welirang – Puncak Welirang/Gunung Kembar, dengan kesegaran udara dan keindahan pemandangannya. Aneka ragam kehidupan flora-fauna di sepanjang dan di sekitar rute jalur-jalur jalan setapak Lintas Alam.
AKSESIBILITAS
Jaringan jalan yang mendukung lancarnya perhubungan merupakan sarana yang sangat penting, kawasan Taman Hutan Raya, Malang, Pasuruan, Mojokerto dan Jombang. Obyek-obyek wisata alam/budaya di Taman Hutan Raya R. Soerjo dapat dicapai dari daerah-daerah sekitarnya sebagai berikut:
1. Rute Malang – Batu Sumber Brantas – Jurang Kwali – Cangar ±38 km. Kendaraan dapat mencapai daerah Cangar sedangkan Bus hanya sampai di Batu, karena jalan sempit dan berliku-liku.
2. Rute – Mojokerto – Pacet – Cangar ± 30 km. Kendaraan dapat mencapai daerah Cangar, dari arah ini jalan kendaraan melalui Kawasan Taman Hutan Raya.
3. Rute Surabaya – Pandaan – Prigen – Tretes ± 74 km. Kendaraan umum sampai Tretes selanjutnya berjalan kaki menuju Pondok Welirang, Padang Rumput Lalijiwo terus ke Gunung Welirang.
4. Rute Jombang – Wonosalam – Plumpung – Pengajaran – Wonosari ± 57 km, kendaraan sampai Pengajaran dilanjutkan berjalan kaki sampai Air Terjun Tretes.
5. Rute Mojokerto Pacet – Trawas – Prigen – Tretes ± 47 km, dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Pondok Welirang/sarana Lalijiwo, Gunung Welirang.
6. Rute Pandaan – Dayurejo – Tulungnongko ± 19 km, kendaraan sampai di Tulungnongko melalui jalan makadam selanjutnya berjalan kaki sampai Pertapaan Indrokilo (22 km )
7. Rute Pandaan – Purwosari – Tambaksari – Tambakwatu ± 16 km, kendaraan sampai di Tambakwatu (batas hutan) dilanjutkan berjalan kaki sampai Pertapaan Abiyoso (22 km).
Jaringan jalan yang mendukung lancarnya perhubungan merupakan sarana yang sangat penting, kawasan Taman Hutan Raya, Malang, Pasuruan, Mojokerto dan Jombang. Obyek-obyek wisata alam/budaya di Taman Hutan Raya R. Soerjo dapat dicapai dari daerah-daerah sekitarnya sebagai berikut:
1. Rute Malang – Batu Sumber Brantas – Jurang Kwali – Cangar ±38 km. Kendaraan dapat mencapai daerah Cangar sedangkan Bus hanya sampai di Batu, karena jalan sempit dan berliku-liku.
2. Rute – Mojokerto – Pacet – Cangar ± 30 km. Kendaraan dapat mencapai daerah Cangar, dari arah ini jalan kendaraan melalui Kawasan Taman Hutan Raya.
3. Rute Surabaya – Pandaan – Prigen – Tretes ± 74 km. Kendaraan umum sampai Tretes selanjutnya berjalan kaki menuju Pondok Welirang, Padang Rumput Lalijiwo terus ke Gunung Welirang.
4. Rute Jombang – Wonosalam – Plumpung – Pengajaran – Wonosari ± 57 km, kendaraan sampai Pengajaran dilanjutkan berjalan kaki sampai Air Terjun Tretes.
5. Rute Mojokerto Pacet – Trawas – Prigen – Tretes ± 47 km, dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Pondok Welirang/sarana Lalijiwo, Gunung Welirang.
6. Rute Pandaan – Dayurejo – Tulungnongko ± 19 km, kendaraan sampai di Tulungnongko melalui jalan makadam selanjutnya berjalan kaki sampai Pertapaan Indrokilo (22 km )
7. Rute Pandaan – Purwosari – Tambaksari – Tambakwatu ± 16 km, kendaraan sampai di Tambakwatu (batas hutan) dilanjutkan berjalan kaki sampai Pertapaan Abiyoso (22 km).
ALAMAT PENGELOLA :
Sub Balai KSDA Jawa Timur I
Jl. Kutisari Selatan XIII/6 Surabaya
Sub Balai KSDA Jawa Timur I
Jl. Kutisari Selatan XIII/6 Surabaya
Fasilitas
Lahan perkemahan yang luas, Tempat parkir, Keamanan, Mushola,Kios makanan
Lokasi dan Kontak
Lokasi: Batu, Jawa TimurKontak: Desa Sumberbrantas
Website: -
Harga
Tidak ada deskripsi!
Sumber bacaan:
www.dephut.go.id
www.jawatimuran.wordpress.com
www.eastjava.com
www.impalaunibraw.or.id
www.dephut.go.id
www.jawatimuran.wordpress.com
www.eastjava.com
www.impalaunibraw.or.id